Senin, 03 Desember 2012

Laporan Sementara Perolehan Wakaf

Sejak Program Perluasan Lahan dengan mengulirkan program Wakaf tunai pada Maret 2012, panitia telah mendapat amanah berupa wakaf tunai dari para muwakif. Mereka berasal dari berbagai penjuru daerah, mulai Bekasi hingga Denpasar Bali. Semoga amal ibadah para Muwakif sekalian mendapat balasan Alloh subhanahu wata'ala, dan di catat sebagai amalan yang mulia di sisiNya.
Amin.

Karena berbagai keterbatasan yang ada pada kami, kami baru bisa mempublikasikan laporan ini melalui blog. Untuk itu kami mohon maaf dan dorongan doa selalu kepada para muhsinin dan muwakif sekalian, semoga program ini dapat ter-realisasi sebagaimana di rencanakan, dan tentunya mendapat kemudahan dari Alloh subhanahu wata'ala. Amin

Versi Simple
Muwakif Long


Versi Lengkap
Muwakif

Gebyar Anak Sholeh

Mencermati berbagai kendala dalam memakmurkan program TPQ dan TPA Yayasan Al Ishlah Adipala, kali ini mengadakan Tabligh Akbar yang melibatkan 200 lebih santri dari berbagai umur (PAUD hingga SLTP) untuk bareng-bareng mendengarkan Dongeng dari Kak/Ustad Imung.

Kegiatan tersebut kami gelar dengan melibatkan santri2 TPQ dan TPA dari berbagai masjid yang ada di wilayah kecamatan Adipala dan sekitarnya. Antara lain Masjid Al Ishlah Adirejakulon, MAsjid Al Ishlah Adirejawetan, Masjid Jaami' Ar Rohmah Adipala, Mushola Al Barokah Adipala, MAsjid Al Muhajirin Perumnas Kebon Dalem Adipala, Masjid Mad Ismail, dan lain sebagainya.

Walaupun dengan berbagai keterbatasan yang ada, namun dengan daya dukung semangan jamaah ta'lim Umahat dan kepemudaan, acara dapat digelar dengan sukses.

Acara dimulai pukul 08.00 dengan menampilkan beragai prestasi santri,..dilanjutkan dengan acara inti yaitu Dongeng dari Kak Imung. Kak Imung meminta para peserta untuk memilih dongeng apa yang akan di bawakanya. Dan spontan para santri meneriakkan idola masing-masing. KArena banyakknya pilihan,.. maka kak Imung memilih permintaan salah satu santri yaitu tentang kisah masuknya Shohabat Abu Bakr ketika sebelum dan setelah mendapat Hidayah Dienul Islam.

Para santri sangat antusias mendengarkan dongeng Kak Imung,.. dengan di selingi mimik dan cerita yang lucu, membuat para peserta tetap bersemangat.

Akhirnya.... kak Imung pun menutup dengan test akhir dari dongengnya... (sebagaimana ketika dis ekolah) degan memberikan kuis tentang cerita yang di sampaikan tadi. bagi yang mampu menjawabnya maka diberikan berbagai macam hadia, antara lain Mushaf Alquran, Buku bacaan Islami, dan juga CD interaktif islami lainnya.

Pembaca sekalian,. berikut sedikit dokumentasi yang sempat kami capture.
Uastad Udin Memandu di awal acara

Para santri dengan penuh antusias mendengarkan dongeng

Peserta penuh hingga teras masjid

Sebagian panitia standby di luar ruang
 
  
Penampilan para calo Hafidz

Kak Imung dengan gayanya membuat para santri ternganga dan terpikat.

Selasa, 24 Juli 2012

Sejarah Proposal Wakaf Tunai



Kronologi
1.    Sejarah Aktifitas Umat Mayoritas (Muslim)
Puluhan tahun sebelum tahun 1994, bermula mulanya dari perkembangan alamiah, dan meningkatnya pemahaman akan Dienul Islam di kalangan masyarakat, telah memiliki basis peribadatan berupa mushola sederhana, yang terletak sekitar 200 meter dari masjid saat ini (No. 1). Dari kegiatan pengajian kecil dan tadarusan, maka memadulah ide untuk memperbaiki orientasi kegiatan dan fasilitas da’wah di wilayah Ciwiru Adipala, yang memang sejak jaman dahulu masyarakatnya cukup kental dengan pemahaman kejawen dan segala macam khurofatnya.
View dari goolge maps
Keterangan Gambar :
  1. Masjid Jaami' Ar Rohmah (sentra Da'wah Islam di Ciwiru)
  2. Lahan seluas 640 m2 yang telah di bebaskan sejak tahun sebelum tahun 2000
  3. Lahan yang saat ini sedang di galang dananya dalam bentuk Wakaf Tunai
  4. Lahan yang berpotensi di jual (semoga Alloh memberi kemudahan kepada kita untuk membelinya)
  5. Gereja Jawi yang megah
  6. Lahan seluas 2 hektar yang telah di kuasai kaum misionaris
Akhirnya pada tahun 1994, dengan segala perjuangan para aktifis, dan didukung bantuan dari beberapa pihak muwakif serta donatur, akhirnya berdirilah masjid Ar Rohmah, yang hingga saat ini pengurus dan jamaah tetap istiqomah dalam perjuangannya.
Disadari sarana da’wah yang representatif sudah selayaknya perlu diadakan, maka umat muslim dengan ijin Alloh SWT, mampu mengumpukan dana untuk membeli lahan di sebelah barat Masjid      (No. 2) dengan luas sekitar 640 m2. Lahan tersebut sedianya akan diperuntukkan sebagai tempat pendirian Sarana Pendidikan Islam. Namu mengingat luasan dan dimensi (memanjang ke dalam) yang dipertimbangkan kurang memadai, maka pendirian sarana pendidikan diputuskan di pending/tunda.
2.    Sejarah Aktifitas Umat Nasroni
Sekitar tahun 90-an, muncul kegiatan kebaktian kecil-kecilan di salah satu rumah penduduk (No. 5). Yang sangat mencengangkan adalah sejak awal hingga saat ini, kegiatan kebaktian tersebut 99% dihadiri oleh para pendatang dari desa dan kecamatan lain, sementara masyarakat sekitar hanya terdiri dari 1 keluarga, yaitu sang pemilik rumah. Namun tanpa disadari umat muslim mayorits, pergerakan mereka ternyata cukup sistematis dan mendapat dukungan yang luar biasa dari para pejabat daerah saat itu, yang di notabene syarat dengan iming-iming berupa harta benda, atas kemudahana perijinan dan birokrasi yang diberikan.
Dan akhirnya dengan didukung pendanaan yang cukup kuat dari simpatisan mereka, baik dalam maupun luar negeri, mereka telah mendirikan bagunan Gereja yang cukup besar dan megah (No. 5). Dengan pelan namun pasti sedikit demi sedikit mereka membeli lahan masyarakat, dengan menawarkan harga beli yang sangat menggiurkan, yang hingga saat mereka telah menguasai lahan (No. 6) di sebelah lahan Yayasan Al Ishlah (No. 2) mencapai 2 hektar lebih.
3.    Rencana Saat ini
Sebagaimana dijelaskan dalam proposal, dan dengan pertimbangan untuk membangun sarana pendidikan Islam yang relatif layak, perlu diupayakan perluasan lahan yang cukup, sehingga nantinya sarana tersebut benar-benar dapat dibangun sarana yang memadai.
Rupanya Alloh memberikan kemudahan kepada kita, karena salah satu warga yang memiliki lahan tepat bersebelahan dengan lahan (No. 3) menyatakan akan menjual tanahnya, dan pemilik lahan tersebut memprioritaskan menjual kepada Umat Muslim saja, sehingga kamipun segera bermusyawarah dan memutuskan menyanggupi untuk membelinya. Dengan keyakinan Alloh pasti akan memberi kemudahan. Akhirnya dengan modal pinjaman dari berbagai pihak, maka tanah seluas 220 m, dapat kita beli, dengan catatan bahwa uang pinjaman harus dikembalikan kepada pihak pemberi pinjaman.
Mencermati kondisi ekonomi serta sosiopsikologis keluarga pemilik lahan yang lain (No. 4), dengan total luas sekitar 1500 m2, yang juga bersebelahan persis dengan lahan Yayasan Al Ishlah, maka sangat memungkinkan lahan tersebut nantinya juga akan di jual.
4.    Masalah
Yang menjadi masalah dari keadaan ini adalah, bahwa umat nasrani saat ini sudah terang-terangan mengibarkan eksistensinya, mereka cukup ekspansif, mereka mampu membeli lahan masyarakat dengan harga yang cukup tinggi diatas harga pasaran, sementara umat muslim jauh tertinggal segalanya.
Kondisi dukungan dan kepedulian umat muslim terhadap kondisi demikian sangat memprihatinkan, sementara di sekitar wilayah ini sudah menjadi hal yang biasa bila seorang warga yang hari Jumat masuk masjid, minggunya sudah ke gereja. Sudah menjadi hal yang umum bila seseorang bernama Siti, atau Umi, tiba-tiba nama depannya bertambah menjadi Margareth, atau hari ini namanya Mukhlis, besok menambahi nama Paulus. Na’udzubillah.
Inilah gambaran permasalahan sebagian umat muslim di daerah marginal, baik ekonomi, sosial, maupun keimanannya.
Mungkin hal demikian tidak hanya terjadi di daerah kami, namun kami tetap berharap kepada para pembaca sekalian, ikhwan/Akhwat, serta saudara muslim di seluruh penjuru dunia berkenan menengok, berempati, serta peduli terhadap kondisi saudaranya yang perlu pendampingan seperti ini.
Yang menjadi masalah lain adalah, sebenarnya telah ada beberapa sumber dana atau donatur yang telah memberikan signal-signal bersedia membantu pendanaan, namun mereka hanya mau mambantu untuk pembangunan fisik (mendirikan bangunan), tidak termasuk pendanaan untuk membebaskan lahan. Disinilah letak tanggung jawab kami dan kita sekalian untuk ambil bagian.
5.    Kesimpulan.
Kami berdo’a kepada Alloh Penguasa Jagad Raya, semoga kemudahan menyertai kami, dan bila Alloh telah membuka jalan sebagaimana yang kami harapkan, maka kita harus bisa menyaipkan dana sekitar Rp. 150 000.000 (150 Juta) lagi untuk pembebasan lahan berikutnya (No. 4).
Kami juga berdo’a kepada Alloh, semoga para pembaca banyak diberi kemurahan rizki, kemurahan hati, dan kemudahan duniawi maupun ukhrowi. Amin

Akhirnya dengan segala kerendahan hari, kami mengucapkan Jazakhallhu khiron, atas partisipasi dan kepedulian ikhwan/Akhwat sekalian.
Album pendukung ;
Lahan dengan kondisi sempit memanjang ke dalam

View dari arah Timur Laut

View dari Arah Tenggara

Patok Batas dari BPN (Pojok Tenggara)

View dari Arah Barat Daya

Di ujung nampak Bangunan Gereja

Pemeriksaan Vegetasi yang produktif

Kondisi Lahan saat kemarau

Pemeriksaan Patok Batas dengan Lahan Kaum Nasrani (View dari arah Barat Laut)

Memastikan Patok tidak bergeser

Aktivis Ust. Yanto dan Pak Saimin

Lahan seluas +/- 1500 m2, yang sangat berpeluang di jual (bersebelahan persis dengan lahan yang telah di bebaskan saat ini)

Minggu, 25 Maret 2012

Bagaimana Kita Bergembira...?

Seorang bijak mengatakan; perbedaan antara rumah binatang dengan rumah manusia ? Maka bila rumah binatang seluruh ruangan di rumahnya akan dipenuhi apa-apa yang bisa memuaskan hawa nafsunya, sedangkan bila rumah manusia akan dipenuhi dengan ilmu/buku.
Al kisah di sebuah rumah yang damai, saat fajar mulai bersinar,  anak pertama yang perempuan terhenyak bangun setelah terdengar suara lagu merdu dari HP-nya. Sementara anak kedua yang laki-laki, juga tak kalah sigapnya setelah dibangunkan nada-nada romantis kesukannya yang juga berasal dari HP-nya yang lebar itu. Ibu telah sibuk memainkan alatnya di dapur, sambil diiringi informasi selebritis dari sebuah stasiun televisi, sedangkan ayahnya terdengar asyik bersiul di kamar mandi. Akhirnya semua telah meninggalkan rumah kecuali sang ibu memang harus rela stand by di rumah.  Baju-baju yang indah di almari, pernak pernik cantik di meja dan lemari, hiasan-hiasan mahal di dinding dan yang tergantung, piring dan mangkok yang penuh berisi makanan di meja, buah dan botol-botol minuman yang segar di almari kulkas, sungguh cukup menyita waktu dan tenaga sang bunda. Sambung menyambung tak henti-hentinya infotainment dan sinetron menghiburnya, diselilngi sesekali tayangan nyanyian yang begitu mempesona. Sungguh benar-benar keluarga yang bahagia kelihatanya.